Sabtu, 24 Maret 2012

Hacker Menyusupke JaringanRahasia NASA

- BadanKOMPAS.com
Antariksa AS, National
Aeronautics and Space
Administration (NASA)
menyatakan bahwa hacker
telah mencuri data
karyawan dan mengakses
proyek "misi rahasia" sejak
tahun 2011 lalu.
Aksi tersebut menyerang 13
jaringan utama yang bisa
menganggu keamanan
nasional AS.
Inspektur Jenderal NASA,
Paul Martin mengatakan
bahwa aksi hacker ini akan
berpengaruh terhadap
masalah keamanan. Martin
mempublikasikan
pernyataan ini pada Rabu
(29/2/2012).
NASA menemukan pada
November 2011 bahwa
hacker tersebut
menggunakan IP Address di
China dan menghancurkan
jaringan Jet Propulsion
Laboratory (JPL) NASA.
Laboratorium tersebut
merupakan salah satu
laboratorium kunci NASA
yang bertanggungjawab
terhadap 23 pesawat ruang
angkasa, termasuk misi ke
Jupiter, Mars, dan Saturnus.
Martin menambahkan,
hacker telah mengakses
keseluruhan sistem,
sehingga bisa melakukan
modifikasi, menyalin, atau
menghapus file-file sensitif,
membuat akun pengguna
yang baru, dan meng-upload
hacking tools untuk mencuri
data kredensial dan merusak
sistem NASA yang lain.
Mereka juga dapat
memodifikasi sistem log
untuk menyembunyikan aksi
mereka.
Memo pembelian iPad
dibatalkan
Dalam publikasi yang sama,
NASA memutuskan untuk
membatalkan rencana
memfasilitasi ribuan
personel dengan iPad yang
diproduksi Apple Inc. Dua
hari lalu, situs berita
Nextgov mengangkat
pernyataan bahwa 2.861
iPad akan dilengkapi dengan
GoodReader.
Goodreader merupakan
program dokumen elektronik
yang dibuat oleh developer
independen Rusia. Program
itu digunakan untuk
menyimpan dan
memperbaharui informasi
penerbangan, peraturan dan
perintah. Namun NASA
membantah pembatalan itu
disebabkan oleh
GoodReader.
"Pembatalan itu bukan
berasal dari kekhawatiran
akan program GoodReader,"
jelas Matt Durham, juru
bicara Komando Operasi
Khusus Angkatan Udara. Ia
menambahkan, pembatalan
telah dilakukan tiga minggu
yang lalu.
Meski Matt Durham
membantah, namun Mike
Jacobs, yang memimpin
program National Security
Agency mengatakan dalam
sebuah wawancara bahwa
pengadaan perangkat lunak
tersebut telah dibatalkan,
setelah mengetahui bahwa
kode pemrogramannya
merupakan buatan Rusia.
Cabang-cabang militer dan
pemerintah AS telah
meningkatkan pengamanan
dengan memastikan bahwa
perangkat keras, perangkat
lunak, dan komponen lainnya
belum dirusak oleh negara
lain. Perusahaan-perusahaan
AS memang sering menjalani
kontrak dengan perusahaan
luar negeri untuk
pemrograman, termasuk
Rusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar